Bocor terjadi karena material bangunan di sepanjang jalur air ke tanah tidak bekerja baik. Entah karena kemiringan tak cukup baik, lapuk, atau ada angin yang meniup air ke celah yang membawa air ke dalam rumah.
Air juga mempunyai kekuatan luar biasa yang merusak bahan bila ia tak diberi arah aliran yang cukup. Bila menggenang, ia dapat merusak kayu atau tembok. Lembab mengundang jamur dan lumut, yang merusak bahan bangunan. Genangan air mengundang nyamuk untuk berkembang biak. Bahkan di Singapura, penggunaan talang dilarang menurut hukum bangunan untuk menghindari wabah malaria.
Talang di Indonesia masih belum dilarang. Sebenarnya bila dikerjakan dengan prinsip yang benar, talang akan menjadi sangat efektif menyalurkan air. Ada sekian banyak detail menarik yang diajarkan orang Belanda dulu. Selain itu, banyak detail tradisional menarik yang sudah ada.
Talang juga perlu dapat menyalurkan air secara horizontal dan vertikal. Syarat talang datar adalah kemiringan yang cukup. Sebenarnya air akan dapat mengalir hanya dengan kemiringan 1derajat satu persen, hampir rata. Tentu, semakin miring talang, aliran air lebih cepat, yang berarti lebih baik.
Sementara talang tegak, dalam banyak budaya arsitektur, biasa diperindah dengan ornamen, dengan tetap mengutamakan fungsi utilitasnya. Salah satu kecenderungan kita adalah memasukkan talang tegak ke dalam dinding. Selama dilakukan dengan benar, ini tidak menjadi masalah. Tetapi, untuk lebih amannya, dan ini biasa dilakukan para anemer di zaman Belanda, talang dipasang "outbouw" atau di luar dinding. Maksudnya adalah untuk kemudahan perawatan bila ada masalah. Talang juga dibuat menyentuh tanah dan diberi bak kontrol untuk maksud maksud yang sama. Jadi, bagaimana keadaan talang Anda sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar